poesikis #2

Akan datang di mana perjuangan hanya lahir
tak pernah mati, tak pernah hidup sebagai takdir
Di dada seorang penyair perjuangan ada sebagai kata-kata
tak pernah tumpah ataupun keluar mencari jawaban tanya

Aku bertengkar dengan isi kepala
mencoba mengingat segalanya
tentang untuk siapa aku berjalan
perihal siapa yang aku pertahankan

Aku menjadikan langit musuh
menjatuhkan hujan
menghilangkan jejak di jalan
barangkali di mataku
akan selalu ada menatap yang baik di masa depan

Tinggalkan komentar