Tulisan ini adalah sebuah keputusan untuk membalas isi kepala seseorang yang sedang menjadikan aku tujuannya. : Tentang Pernikahan
—-
Hidupku tak pernah dihadapkan dengan pilihan-pilihan, sampai pada suatu waktu aku menemukan sebuah keputusan, pertimbangan, dan kepastian. Aku tak pernah ragu, walaupun jalannya sedikit rumit, tapi kutahu pasti aku sedang mengambil jalan yang tepat, berdampingan dengan seseorang yang nantinya jadi tempat merehatkan penat.
Pada akhirnya perjalananku dan dia sampai pada suatu titik– tentang pernikahan.
Ahhh, segalanya abu-abu bagiku dulu, tak pernah tampak di bayangan, bukan jadi tujuan, dan belum pernah terpikirkan bagaimana caranya menjadi seorang suami sekaligus ayah yang akan membimbing keluarganya. Tidak, tak pernah aku bayangkan, paling tidak belum.
Apakah aku pantas?
Apakah aku bisa membimbing seorang istri?
Apakah aku siap menanggung beban tanggung jawab?
Apakah aku akan diterima oleh keluarga pasangan?
Begitu banyak ‘apakah’ atau ‘bagaiamana’ di dalam kepala, sehingga bayangan tentang pernikahan, jauh dari kata ingin, paling tidak belum.
Paling tidak belum, pada akhirnya aku dihadapkan lagi dengan keputusan.
Di mana ketika menatap matanya, aku berkata ingin.
Di mana ketika diyakinkan kata-katanya, aku siap.
Di mana ketika aku merasakan caranya dia mencintaiku, aku yakin.
Di mana ketika setiap bersamanya, kita nyambung.
Di mana setiap obrolan selalu melahirkan tawa.
Begitu banyak hal baru yang kurasakan ketika bersamanya dan membuatku sadar yang aku cari selama ini ternyata bukan hanya pendamping tapi bagaimana aku bisa hidup dengan seseorang dengan cerita-cerita yang panjang.
Dan Begitu banyak ‘ketika’ di dalam kepala, sehingga bayangan tentang keputusan, membuatku aku yakin, dia adalah orang yang telah disediakan Tuhan untuk membahas tentang pernikahan.
“Terima kasih Tuhan, aku siap”